Jembatan Soekarno, Bandara Sam Ratulangi dan Pelabuhan Manado menjadikan ikon lokasi syuting film. Bukan hanya di Kota Manado saja, Kota Tomohon juga menjadi tempat pengambilan suting paling banyak yaitu 60 persen, seperti di Danau Linau, Bukit Doa, Kakaskasen, serta di Gunung Mahawu. "Masyarakat Kota Tomohon sangat merespon film ini. Mereka banga karena Kota Tomohon dijadikan pilihan sebagai lokasi syuting film. Kami berharap ada lagi film berikut dan bagi pada artis agar jangan bosan ke Kota Tomohon," ujar Wakil Wali Kota Tomohon Syerly Adelyn Sompotan dalam jumpa press confrence dan meeting greet pembuatan film "Senjakala di Manado" bersama para artis ibu kota berdarah kawanua diantaranya Ray Sahetapi, Rima Melati serta Remi Silado, dihadapan para wartawan, bertempat di Mega Trade Centre (MTC) Lantai 2 Manado, kemarin. Film yang menceritakan percintaan tiga generasi tersebut, juga dimainkan dua artis muda asal Sulut, Mikha Tambayong dan Fero Walandouw sebagai pemeran utama dalam film Senjakala di Manado. "Saya senang sekali datang ke Manado, karena ibu saya marga Nelwan-Supit dan ayah saya Ratu. Kita harus mengolah gagasan dan sumberdaya alam di Manado. Dari film ini, nampak jelas orang-orang akan berjuang dimana bumi ini mereka berpijak," ujar Ray Sahetapi yang kagum masih berdarah Minahasa. Bahkan Rima Melati diketahui lahir di Tondano meminta atas dukungan dan doa warga sulut agar pembuatan film tersebut berjalan dengan lancar. "Cukup lama saya tidak datang, saya senang sekali dipilih main di film ini. Untuk itu, kami mohon didoakan agar film yang kami mainkan membawa jiwa minahasa," kata Rima yang mengaku suda lama tidak pulang kampung karena kesibukan artis di Jakarta. Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Manado, melalui Dinas Pariwisata sangat mensuport pembuatan film di Manado tersebut. "Kami sangat mensupor terkait ijin pengambilan gambar serta lokasi suting film. Semoga adanya film ini menjadikan Manado tempat wisata paforit hingga dunia,"ujar Sekertaris Dinas Pariwisata Manado,Boy Monding.
Film ini mengambil konsep Aku Cinta Indonesia. Ini menjadi kebanggaan kita sebagai anak nusantara. "Mengapa memilih Manado dan Tomohon? Karena konsepnya kami memilih daerah di Sulut agar menjadi percontohan. Bahkan berikutnya ada daerah lainya lagi. Kami patut berbanga karena pilihan yang kami pilih mendapat respon positif. Inilah langkah kami sehingga Sulut bukan hanya dikenal dengan Bunakenya, tapi juga ada daerah pegunungan dan daerah lain," ujar Nina dan Epoy sebagai produser film. Film berjudul "Senjakala di Manado" dengan sutradara Dedi Pusung tersebut, direncanakan akan tayang paling lambat bulan November sampai Desember 2016.(dar)
Posting Komentar